10:48 PM
0
Hal yang menjadi topik hangat baru-baru ini di beberapa kawasan sekitar sekolah adalah adanya kegiatan pemasaran yang illegal untuk menjual pakaian seragam. Hal tersebut kembali menjadi perdebatan demi liberalisasi pakaian seragam sekolah. 
Perusahaan-perusahaan produk seragam sekolah ternyata menyerahkan imbalan untuk para pelajar yang turut serta dalam kegiatan pemasaran penjualannya berupa uang bahkan minuman keras. Bahkan mereka sampai mengerahkan anggota gang sekolah. Akibatnya, tekanan untuk menghapuskan pemakaian baju seragam sekolah menjadi lebih keras. 



'Pakaian seragam sekolah' 
Seluruh siswa siswi di sebuah sekolah mengenakan baju seragam yang sama. Pakaian seragam sekolah itu tampil sejak tahun 1886 di universitas wanita Ewha. Setelah itu, siswa siswi menganggap semestinya dan sewajarnya murid-murid harus mengenakan seragam sekolah itu. Tentunya, pakaian seragam itu memiliki efek yang positif, misalnya, para siswa yang kurang mampu dan para remaja yang sangat senstif atas tren pakaian, tak perlu khawatir atas pemakaian busana di sekolah. Akan tetapi, setelah perekonomian Korea berkembang pesat dan mutu kehidupan Korea juga meningkat, efek yang negatif dalam pakaian seragam sekolah itu juga terus menjadi isu dan sering diperdebatkan. Ada yang menganggap standardisasi dalam pakaian seragam sekolah itu kemungkinan merusak pengawasan diri dan kreativitas dari para pelajar. Sehubungan dengan itu, pemerintah melaksanakan tindakan liberalisasi pakaian seragam sekolah pada tahun 1983, hingga para pelajar melepaskan diri dari pakaian seragam itu. Namun, para orang tua meminta keras pemulihan pemakaian seragam sekolah akibat tingginya rasa keterasingan antara orang kaya dan yang miskin. Akhirnya sejak semester kedua tahun 1986, masalah pakaian seragam sekolah itu dibebani kepada kepala sekolah masing-masing. 



'Perdebatan tentang pakaian seragam sekolah'
Pertama-tama, karena harga pakaian seragam sekolah mahal. Mutu bahan dan disainnya sudah lebih meningkat, bahkan biaya iklan yang ditampilkan oleh artis-artis top, juga mencerminkan harga pakaian seragam sekolah. Lagipula, kasus pemasaran ilegal juga mengakibatkan bertambah hangatnya perdebatan pakaian seragam sekolah itu. Meskipun adanya berbagai usaha untuk mengurangi biaya pakaian seragam, seperti mewariskannya dari pelajar yang tamat dan pembelian bersama-sama, namun semua itu tidak mampu untuk mengurangi biaya pakaian. Hal itu membuat tekanan untuk liberalisasi seragam sekolah semakin keras terdengar.

0 comments:

Post a Comment